Ciptakan Budaya Organisasi melalui Sistem
Budaya Tercipta dari Kebiasaan
Banyak organisasi melupakan bahwa suatu kebiasaan akan menciptakan budaya tertentu dalam organisasi. Hal ini biasanya tampak pada hal-hal mendasar yang menjadi bermasalah di kemudian hari ketika organisasi beranjak menjadi semakin membesar di mana orang yang terlibat menjadi lebih banyak, hal yang dikelola semakin besar dan variatif, dan lain sebagainya. Sebagai contoh adalah masalah keterlambatan memenuhi jam kerja, keterlambatan memenuhi target kerja, kecerobohan dalam melaksanakan tugas, dan sejenisnya yang selalu dimaklumi dan diterima.
Permakluman dan penerimaan segala kekurangan ini akan menjadi pegangan setiap orang yang terlibat di dalamnya dan menjadi kesepakatan bersama yang tidak disadari. Hal tersebut akhirnya menjadi nilai dan norma organisasi. Tentu saja ketika budaya ini sudah mengakar, akan sulit untuk mengubahnya.
Oleh karena itu, jika dirimu sudah memutuskan membuat sebuah organisasi baik profit dan nonprofit, akan sangat baik jika sejak awal dirimu sudah menentukan budaya organisasi yang diinginkan untuk dibentuk. Jadi hal-hal buruk sudah dapat dicegah dari awal dan kedatangan setiap orang baru dalam organisasimu tidak akan membuat kerumitan baru dikarenakan organisasimu sudah cukup kuat dalam memegang teguh budaya yang ada.
Nah, tentu saja pembentukan budaya ini tidak bisa terlepas dari pendirinya, pemiliknya, dan pemimpinnya. Jadi kita bisa menganut filosofi dari Ki Hadjar Dewantara, yaitu Ing Ngarso Sung Tulodo artinya menjadi seorang pemimpin harus mampu memberikan suri tauladan.
Berikut bagan bagaimana budaya organisasi itu tercipta/terbentuk :
Detail penjelasan bagan ini akan menjadi bahasan kita selanjutanya ya.