Pertunjukan Kolaborasi Asia Jepang, Indonesia, Malaysia, Thailand, dan India
“Jembatan Tak Berujung – Mahabharata 1.5” karya Hiroshi Koike
Tentang Mahabharata oleh Hiroshi Koike
Hiroshi Koike memulai Proyek Mahabharata dimulai pada tahun 2013 di Kamboja dan Vietnam, tempat saat tragedi besar pernah terjadi dalam sejarah Asia modern. Kemudian ia membuat Mahabharata hingga akhir di Bagian 4. Mahabharata adalah proyek penciptaan berkelanjutan selama tujuh tahun. Setiap tahun, ceritanya berkembang di India, Jepang, Indonesia, dan Thailand. Bersama KIKH Bridge Project ia sudah melakukan tur ke 19 kota Asia. Setelah produksi dan pertunjukan di Yogyakarta tahun ini, Mahabharata gabungan dari bagian 3 dan 4 akan dipentaskan di Tokyo dan Okinawa Jepang pada bulan Juli, tepat sebelum Olimpiade Tokyo 2020.
Pada 11 Maret 2011, Jepang menghadapi tragedi besar, yaitu bencana alam gempa bumi dan tsunami serta bencana buatan manusia ledakan pembangkit listrik tenaga nuklir di Fukushima. Hal ini membuat Hiroshi Koike sangat terkejut dan menjadikannya titik balik. Ia merasa harus kembali lagi di titik Nol. Oleh karena itu, ia kemudian membubarkan kelompok Pappa Tarahumara, yang ia dirikan pada tahun 1982, dan telah memproduksi 55 karya dan berkeliling ke 35 negara di Amerika Selatan dan Utara, Eropa dan Asia. Setahun setelah bencana itu, Hiroshi Koike memprakarsai Hiroshi Koike Bridge Project. Di saat yang sama, ia memulai Proyek Mahabharata untuk mencari tahu apa yang dimaksud dengan Manusia dan Potensinya.
“Kita melihat ada banyak masalah di seluruh dunia, misalnya, keterasingan, kemiskinan, pengungsi, perang, kebencian, diskriminasi, kesenjangan besar antara orang kaya dan miskin, orang-orang terbuang, dan kekuasaan besar. Sangat sulit bagi kita untuk membayangkan bagaimana mengelola dunia semacam ini setelah kita memiliki teknologi ilmiah dan senjata nuklir yang kuat. Namun, kita harus mengembangkan dan membangun diri kita bagi anak-anak di seluruh dunia demi melindungi kehidupan mereka”.
Meskipun cerita Mahabharata sangat tua dan panjang, ketika menyimaknya lebih saksama, dapat terlihat bahwa dunia kita saat ini memiliki kemiripan yang kuat dengan dunia Mahabharata.
Akhirnya: Mengapa saya memulai proyek Mahabharata? Jawabannya adalah karena Krishna, penjelmaan Dewa Wisnu. Mengapa Krishna membuat jebakan dalam Perang Kurusetra? Untuk Pandu? Bisakah Anda memikirkan masalah ini?
Profil Hiroshi Koike
Seorang penulis, koreografer, dan juga presiden dari P.A.I (Performing Art Institute). Lulusan dari Universitas Hitotsubashi. Dia mendirikan kelompok seni pertunjukan Pappa TARAHUMARA tahun 1982. Sejak itu dia telah menyutradarai 55 jenis karya baik drama, tari, seni pertunjukan, dan musik. Karya-karyanya telah dipentaskan lebih dari 40 negara dan telah berkolaborasi dengan seniman dari berbagai negara. Dia pernah menjabat sebagai Direktur Artistik Yayasan Seni Tsukuba, Ketua Forum Asian Performing Arts, Anggota Komite Japan Foundation (2005 – 2011).
Pada tahun 2012, ketika gempa bumi terjadi pada 11 Maret di Jepang, dia mendirikan Hiroshi Koike Bridge Project (KIKH) dan telah memproduksi kerja-kerja kolaboratif berdasarkan pada 3 ide yaitu edukasi, diseminasi, dan penciptaan berdasarkan kreativitas. Hingga saat ini, KIKH telah memproduksi 15 karya dan dipentaskan di berbagai negara Asia. Hiroshi Koike telah memproduksi beberapa buku yaitu “Long Goodbye”, “Listen to The Body”, “What’s Performing Arts?” dan “The Journey to The Night” dan “The End of the World”.
Info: 0812 – 2769 – 3838